Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puasa Dzulhijjah: Keutamaan, Hukum, Niat, dan Panduan Lengkap

Puasa Dzulhijjah: Keutamaan, Hukum, Niat, dan Panduan Lengkap

Keutamaan Puasa Dzulhijjah dan Panduan Lengkapnya

Pendahuluan

Puasa Dzulhijjah merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Bulan ini dikenal sebagai bulan yang penuh kemuliaan karena di dalamnya terdapat berbagai ibadah utama seperti haji, qurban, dan puasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang puasa Dzulhijjah, keutamaannya, hukum, tata cara, dan pertanyaan umum yang sering diajukan.

Makna dan Dasar Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah adalah ibadah puasa sunnah yang dilakukan pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, dengan puncaknya pada tanggal 9, yaitu hari Arafah. Allah SWT berfirman:

وَٱلۡفَجۡرِ وَلَيَالٍ عَشۡرٍ

"Demi fajar, dan malam yang sepuluh." (QS. Al-Fajr: 1-2)

Banyak ulama menafsirkan bahwa "malam yang sepuluh" tersebut merujuk pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

  • Lebih utama dari jihad: Rasulullah ﷺ bersabda bahwa tidak ada amal saleh yang lebih dicintai Allah melebihi amal di 10 hari Dzulhijjah, bahkan dibanding jihad kecuali yang mati syahid.
  • Penghapus dosa: Terutama puasa Arafah yang dapat menghapus dosa setahun sebelumnya dan sesudahnya.
  • Hari yang dilipatgandakan pahala: Setiap amal di hari ini mendapatkan pahala yang berlipat-lipat.

Puasa Arafah

Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan sangat dianjurkan bagi kaum Muslimin yang tidak menunaikan haji. Dalam hadits disebutkan:

“Puasa Arafah dapat menghapus dosa tahun lalu dan tahun mendatang.” (HR. Muslim)

Namun, bagi jamaah haji, puasa Arafah tidak dianjurkan karena dapat melemahkan fisik mereka saat wukuf di Arafah.

Tata Cara dan Niat Puasa Dzulhijjah

Puasa ini dilakukan seperti puasa sunnah lainnya, dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Niat:

Nawaitu shauma yaumi Dzulhijjah sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.”

Niat sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum subuh. Namun jika lupa, boleh dilafalkan di pagi hari selama belum makan atau melakukan hal yang membatalkan puasa.

Hukum Puasa Dzulhijjah

Puasa Dzulhijjah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Para ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa puasa ini sangat dianjurkan karena dalil-dalil kuat dari Al-Qur’an dan hadits Nabi.

Amalan Lain di 10 Hari Pertama Dzulhijjah

  • Memperbanyak dzikir: takbir, tahlil, tahmid.
  • Shalat sunnah seperti Dhuha dan Tahajud.
  • Tilawah Al-Qur’an dan memperbanyak istighfar.
  • Qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah.
  • Menahan diri dari memotong kuku dan rambut bagi yang berniat berqurban.

Larangan bagi Orang yang Ingin Berqurban

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika kalian melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah satu dari kalian hendak berqurban, maka janganlah dia memotong rambut dan kukunya.” (HR. Muslim)

Larangan ini berlaku mulai dari 1 Dzulhijjah hingga hewan qurban disembelih.

Pertanyaan Umum tentang Puasa Dzulhijjah (FAQ)

Apakah wajib berpuasa selama 1–9 Dzulhijjah?
Tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan sebagai ibadah sunnah.
Bagaimana jika hanya mampu puasa di hari Arafah?
Itu sudah sangat baik. Puasa Arafah memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa.
Apakah wanita haid boleh puasa Dzulhijjah?
Tidak boleh. Mereka bisa menggantinya dengan amalan lain seperti dzikir dan sedekah.
Apakah puasa Dzulhijjah boleh diiringi puasa Senin-Kamis?
Boleh. Bahkan menggabungkan niat puasa sunnah juga diperbolehkan menurut sebagian ulama.

Kesimpulan

Puasa Dzulhijjah adalah amalan sunnah yang luar biasa nilainya. Dengan memperbanyak amal ibadah di awal Dzulhijjah, khususnya berpuasa, seorang Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih pahala berlimpah. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk mengumpulkan amal kebaikan sebanyak-banyaknya.

Post a Comment for "Puasa Dzulhijjah: Keutamaan, Hukum, Niat, dan Panduan Lengkap"